Jumat, 31 Agustus 2007

HOLOCAUST-NAZI-FACISM-ZIONIST


=



Well.. ini request dari Abang Matris yang dengan kejam meninggalkanku ke Batam untuk mengangkat topik tentang Holocaust (dan Anti Holocaust). Dari hasil investigasi .. *tsah*.. hari ini kita akan membahas hal yang sedikit berat, tetapi penting dan merupakan isu sosial yang cukup berpengaruh dalam kehidupan kita.. Yihaa..

Mulai dari Holocaust dulu ya. Jadi HOLOCAUST pembantaian besar-besaran umat manusia yang di laksanakan secara sistematis dan oleh gerakan NAZI Jerman yang dipimpin Adolf Hitler. Dalam hal ini pembantaian yang dilakukan adalah terhadap Bangsa dan Golongan yang tidak sepaham dengan gerakan NAZI itu sendiri, terutama Kaum Yahudi dan Komunis. Selain itu, kelompok-kelompok lainnya antara lain adalah orang-orang penganut agama Katolik Roma, orang-orang cacat, dan homoseksual. Gerakan NAZI berpendapat bahwa apapun yang menghambat kemajuan harus dihilangkan. Termasuk nyawa orang-orang yang dianggap tidak berguna.

Pembantaian Holocaust ini dilakukan Hitler dengan NAZI dengan cara-cara yang kejam seperti Kamar Gas, tembakan-tembakan dan Kamp-Kamp Konsentrasi. Holocaust yang diperingati setiap tanggal 27 Januari ini "katanya" memakan korban bangsa Yahudi hingga sekitar 6 juta jiwa.

Namun, pada beberapa tahun terakhir mulai gencar penyangkalan terhadap holocaust ini. Ada beberapa masyarakat dunia yang lebih percaya bahwa Holocaust tidak pernah terjadi, atau sekalipun memang terjadi, korban yang jatuh jauh lebih sedikit dari 6 juta orang Yahudi. Banyak yang menganggap bahwa Holocaust adalah hanya sebuah mitos yang di ciptakan Yahudi untuk mendukung agenda politik mereka.

Penyangkalan ini didukung bukti-bukti yang dimiliki para ilmuwan barat yang mengkaji ulang sejarah holocaust ini. Itu sebabnya mereka lebih suka disebut "holocaust revisionist" atau pengkaji ulang holocaust ketimbang "holocaust deniers" atau penyangkal holocaust. Sayangnya, mereka yang menyangkal kebanyakan ditangkap dan di hukum penjara karena kebanyakan hukum negara barat memang menganggap bahwa penyangkalan holocaust di muka umum adalah pelanggaran hukum.

Wah.. ternyata negara barat munafik ya dengan hukum yang katanya kebebasan berpendapat tapi mereka menangkap para perevisi holocaust.

Terlepas dari benar tidaknya Holocaust, Fasisme yang dibawa NAZI tetap saja bukan suatu ideologi yang baik. Fasisme yang meniadakan demokrasi dan membantai siapapun yang dianggap lemah dan salah bukan sesuatu yang bisa di benarkan. Dan jika kita melihat ulang, siapa yang fasis sekarang ? Justru sekarang fasisme yang "katanya" ditolak habis-habisan oleh Yahudi justru mereka jalan sendiri dengan Zionisme mereka yang membantai masyarakat Palestina.

Terlepas dari benar tidaknya Holocaust, apa yang dilakukan Yahudi dan Zionis-nya tidak lebih baik dari Hitler dengan Fasisme/NAZI - nya.. lebih buruk malah kayaknya deh...

Ah.. yang jelas jangan jadi fasis ya nak....

5 komentar:

orangcurhat mengatakan...

hahaha
iyah bener2...
stujuuu tu..

Anonim mengatakan...

kalo NARSIS ndak papa to, cak?

gyahahahha

Anonim mengatakan...

Walah rek.. juara 1 yo.... ati2 ngomongin SARA. ni emang opini, tp km lombakan, so.... piss aja deh :))

Anonim mengatakan...

Dari Wikipedia :)

Holocaust denial is widely viewed as failing to adhere to rules for the treatment of evidence, principles that mainstream historians (as well as scholars in other fields) regard as basic to rational inquiry.[16] The prevailing — and indeed virtually unanimous — consensus of mainstream scholars is that the evidence given by survivors, eyewitnesses, and contemporary historical accounts is overwhelming; that this evidence proves beyond a reasonable doubt that the Holocaust occurred; and that it occurred as these sources say it occurred.

The existence and nature of the Holocaust was well-documented by the extremely bureaucratic German government itself.[17] It was further witnessed by the Allied forces who entered Germany and its associated Axis states towards the end of World War II. Among the evidence produced was film and stills that showed the existence of prisoner camps, as well as the testimony of those freed when the camps were entered. The Holocaust was a massive undertaking that lasted for years and was implemented across several countries, with its own command and control infrastructure, a bureaucracy that left a large trail of documentation. Although Nazi officials made attempts to destroy evidence of the Holocaust when it became evident that their defeat was imminent, substantial documentation remained. After the Nazi defeat, many documents were recovered, including numerous reports written by the Nazis about the number of Jews killed, records of train shipments of Jews to the camps, orders for tons of cyanide and other poisons, and large numbers of photographs and films of the camps and their victims. Many thousands of not-yet-decomposed bodies were found in mass graves located near facilities that were indisputably concentration camps. Thousands of interviews with survivors, perpetrators, and bystanders added to the massive level of documentation that attended the Holocaust. Diaries written by German anti-Nazis, such as Friedrich Kellner, not only confirm that the crimes took place, but also show the extent to which the average German was aware of the crimes.

According to researchers Michael Shermer and Alex Grobman, there is a "convergence of evidence" that proves that the Holocaust happened. This evidence includes:

Written documents—hundreds of thousands of letters, memos, blueprints, orders, bills, speeches, articles, memoirs, and confessions.
Eyewitness testimony—accounts from survivors, Jewish Sonderkommandos (who were forced to help load bodies from the gas chambers into the crematoria in exchange for the promise of survival), SS guards, commandants, local townspeople, and even high-ranking Nazis who spoke openly about the mass murder of the Jews
Photographs—including official military and press photographs, civilian photographs, secret photographs taken by survivors, aerial photographs, German and Allied film footage, unofficial photographs taken by the German military.
The camps themselves—concentration camps, work camps, and extermination camps that still exist in varying degrees of originality and reconstruction
Inferential evidence—population demographics, reconstructed from the pre-World War II era; if six million Jews were not killed, what happened to them all?[18]

Anonim mengatakan...

Masak orang Katolik Roma juga dibantai? Mgkn maksudnya Romani ya, coba lihat di http://en.wikipedia.org/wiki/Romani_people. Romani itu org gypsi, bukan orang Katolik Roma.